Selamat datang di hidupku >> Lihat, baca, dan pahami ...

Rabu, 04 Januari 2012

Welirang Expedition

Hari sabtu tgl 24 Desember, tanggal dan bulan yg penuh badai di atas gunung namun kami Organisasi Pecinta Alam MAJAPALA tetap nekat melakukan pendakian welirang. Berbekal pengalaman buruk tahun lalu saat pendakian arjuno tidak cukup membuat mental para remaja ini runtuh begitu saja. Baiklah kembali ke topik semula, persiapan di sekretariat MAJAPALA sudah dilakukan, packing beres, sedikit kendala masa lalu tentang kekurangan carrier dan daypack juga sudah teratasi, sambil menunggu len yg akan membawa kami menuju terminal Osowilangun aku dan seorang teman menyempatkan diri untuk makan siang di sebuah tempat di pinggir jalan depan sekolah.

Setelah cukup kenyang aku kembali ke sekret yg mana teman2 yg lain sudah siap2 berangkat, aku pun mengambil carrier yg akan ku bawa, beban kali ini hanya seperti kapas apabila dibandingkan dengan beban teman2 yg seperti kulkas, ya begitulah kami mengistilahkan beban yg dibawa para “porter” terkuat kami, bagaimana tidak? Carrier yg menjulang seperti menara dan beban sedikitnya 1 buah tenda dgn berat bersih 5kg belum lagi ditambah beban logistik dan pakaian. Oke, setelah semua carrier diangkut ke len kami mendapat pengarahan singkat dari bapak kepala sekolah dgn beberapa pesan2 yg mungkin hal formal dan biasa. Setelah pengarahan dan foto bersama kami naik len dan siap2 berangkat menuju terminal Osowilangun. Sampai terminal kami langsung naik ke salah satu bis yg akan membawa kami ke terminal Pandaan, menunggu terlalu lama dengan suhu yg sangat panas membuat kami “mengumpat" supir yg masih ngobrol dgn enaknya di luar bis, dan untuk kali ini kami juga “mengumpat" suatu benda yg biasa disebut Matahari. Akhirnya setelah sekian lama bis berangkat menuju terminal Pandaan dan di dalam perjalanan seperti biasa diisi dengan suara canda tawa khas kami para pendaki. Sampai di terminal Pandaan cukup lama tawar menawar dgn para supir colt untuk membawa kami ke pos perizinan. Oke colt sudah mencapai kesepakatan harga kami pun naik dan siap menuju pos Perizinan. Nah, disini ada yg sedikit mengganjal hati ku dan seorang teman, ketika itu seorang temanku mengatakan kepada ku agar melihat sopir colt yg kami tumpangi dan disana, di kursi depan di tempat sopir ku temui seorang lelaki yg sedang menyetir colt dengan serius dan memakai “helm” warna PINK. Malas berlama2 di angkot akhirnya kami tiba di Perizinan agak sore, mungkin jam 4 – 5 sore. Setelah melaksanakan sholat maghrib dan beberapa dari kami juga telah makan, kami pun siap memulai pendakian melelahkan ini tepat setelah maghrib sekitar jam 6 malam. Berdoa dan toast, ritual seperti biasa yg dilakukan untuk keselamatan dan semangat tentunya, start pendakian melewati jalan yg asing bagiku, namun aku bersikeras sebagai leader. Tdk lama melewati  jalan yang masih asing itu akhirnya kami tiba di pertigaan dimana mengarahkan kami menuju jalan yg sudah tdk asing lagi, jalan menuju Pet Bocor. Sampai di Pet Bocor beristirahat untuk menenangkan otot dan tenaga para Junior, oiya pada pendakian kali ini kami membawa tanggung jawab besar dengan membawa belasan Junior dan tanpa satu pun alumni. Setelah 5 menit dirasa cukup kami pun melanjutkan perjalanan menuju Kokopan (shelter 1). Dalam perjalanan ini aku bersama para Junior  sedangkan semua senior berada cukup jauh di belakang, dengan 6 Junior di belakangku dan 5 Junior yg jauh di depanku membuat aku cukup bingung untuk menentukan keputusan kali ini antara menunggu kelompok Junior yg lelah dan cukup lamban di belakang atau mengejar kelompok Junior di depan yg mengumbar ke"egois"an mereka, diantara kebingungan dan kekhawatiran akhirnya aku berhasil membuat keputusan yg cukup tepat yaitu menemani kelompok Junior yg ada di belakangku mengingat mereka cukup kelelahan dan mayoritas perempuan namun juga sambil menjaga jarak dengan kelompok EGOIS AMATIRAN di depan dengan cara terus berkomunikasi dengan berteriak2.



Oke sampai di Kokopan sekitar jam 10 – 11 malam, menunggu sejenak kelompok belakang yg membawa tenda sambil survey tempat camp dan menyempatkan diri untuk bercengkerama dengan seorang pendaki asal sidoarjo di dalam pelukan dan mesranya nyanyian alam saat itu. Setelah kelompok yg membawa tenda tiba, kami langsung membangun tenda yg tentu saja membangun tenda perempuan terlebih dahulu. Setelah semua tenda berdiri, kami masak2 sebentar sebelum akhirnya menutup mata di dalam pelukan mesra sang alam raya ini.




Esok pagi di Kokopan tgl 25 Desember 2011 pukul 07.00 WiB, aktivitas masak-memasak seperti biasa kami lakukan untuk sarapan. Setelah masakan matang dan sarapan kami pun mandi untuk membersihkan badan yg mulai bau ini. Ngobrol2  sebentar di cuaca yg cerah membuat kami terlena sampai seorang dari kami mengingatkan bahwa sudah jam 09.00 WiB dan harus segera packing. Tenda di robohkan, packing ulang dan semua selesai begitu singkat, kali ini yg membawa beban cukup berat kami serahkan kepada para Junior untuk sekedar latihan. Perjalanan dilanjutkan menuju Pondokan (shelter 2), ditemani hujan yg cukup deras kami dihadapkan kepada sebuah tenjakan curam sekitar 75° , membuatku mengeluh dan sesaat mental ini down namun kembali naik karena kebanggaan terhadap Junior yg dengan semangat mendaki menginjak setiap jengkal batu di tanjakan curam ini. Tanjakan curam sudah teratasi dan kami berhasil menaklukkan nya, ada perasaan sedikit bahagia yg membuat mental ini kembali normal. Menunggu junior beristirahat sebentar sekitar 2menit akhirnya kami melanjutkan perjalanan dengan nafsu yg diisi dgn gambar2 Pondokan. Sampai di sebuah jalan datar yg dipinggirnya ada tanah luas kami beristirahat dengan maksud menunggu kelompok pendaki yg ada di belakang. Menunggu yg cukup lama membuat kami menggila dgn suhu dan cuaca yg demikian dingin, otak serasa beku, belum lagi memikirkan betapa manja’nya Junior saat itu. Sekitar 1 jam kami menunggu akhirnya kelompok belakang sampai dan kami pun lanjut menuju Pondokan.





Oke singkat saja, akhirnya kami kelompok depan sampai di Pondokan terlebih dahulu pada pukul 3 – 4 sore dengan kondisi sangat kelelahan, kedinginan, dan cuaca hujan lebat (sangat tdk bersahabat). Karena kedinginan kami pun mencari tempat berteduh atau lebih tepatnya surau kecil yg dibangun oleh para penambang. Semua orang masuk ke dalam surau tersebut kecuali 2 orang yg memang bertugas untuk menjaga barang bawaan kami yg tergeletak begitu saja. Setelah mengantar para Junior ke dalam surau, aku pun ikut duduk di dalam surau tersebut yg memang sedikit hangat. Namun jeritan2, desahan2, dan sekali lagi percakapan manja membuat tdk betah tinggal berlama2 di situ. Akhirnya aku pun keluar dari surau tersebut untuk menemani 2 orang teman yg sedari tadi berhujan-hujanan di luar. Tdk begitu lama kelompok belakang akhirnya tiba di Pondokan, cuaca yg hujan ditambah dengan ke”murka”an kami terhadap para Junior yg manja membuat kami malas melakukan apapun, namun dalam kondisi inilah tanggung jawab dipertanyakan. Mental down, tubuh lelah, cuaca dingin, kondisi hujan membuat kami memutuskan untuk malam ini kami menginap di dalam surau tersebut. Bagaimanapun cara’nya kami mengkondisikan ruangan 3 x 5 meter tersebut dapat menampung 22 orang berukuran sedang yg membuat posisi tidur kami menjadi tumpang tindih. Malam ini, jam ini, di sebuah surau keputusan bahwa besok summit attack dibatalkan akhirnya memupuskan harapan puncak welirang yg menjadi tujuan kami dari awal, namun sayup2 keinginan untuk menginjak puncak masih terdengar .  Sekitar jam 1 dini hari aku terbangun dari tidur dan mendengar sayup2 suara badai angin dari Lembah Kidang membuat memori pendakian tahun lalu muncul di benakku dan membuat mental ini semakin down, aku tertidur lagi di dalam kekalutan hati ini.
Pagi tgl 26 Desember 2011 pukul 03.00 Wib, aku terbangun dan mendapati cuaca sangat baik lalu kemudian entah kenapa ada sesuatu di dalam hati ini yg bergejolak, kenginan menginjak puncak kembali bangkit, bergejolak bagaikan pahlawan melawan penjajah, bagaikan  malaikat yg mencabut nyawa manusia, bagaikan setan yg menggoda manusia, dan bagaikan samurai yg siap menebas kepalamu. Setelah membangunkan beberapa teman dan akhirnya summit attack sepakat dilakukan pagi ini, dalam dingin ini, dan dengan semangat hati dan jiwa ini. Senior siap, junior siap, kami pun mengambil air untuk perbekalan menuju puncak. Oh ya, tentu kami tdk muncak semua tapi ada yg bertugas untuk packing ulang barang kami dan membawa ke tempat camp dari surau kecil penyelamat kami malam itu.
Welirang Summit Attack 26 Desember 2011 pukul 05.00 WiB siap dilaksanakan. Cuaca mendukung, fisik siap, mental kuat, semangat “on”, apalagi yg ditunggu ?, akhirnya perjalanan puncak ini dilakukan dengan penuh kebahagiaan.
Puncak Welirang 26 Desember 2011 pukul 09.05 WiB, foto2, bersujud syukur, toast, mengucapkan selamat, memeluk puncak, mencium kening Sang Ratu Welirang, kemudian turun dan makan di base camp dan siap2 pulang ke Gresik untuk sebelumnya menginap di pos Perizinan selama 1 malam.




JANGAN PAKSA AKU UNTUK MENULIS PESAN DARI PENDAKIAN INI
BELAJARLAH UNTUK MENEMUKANNYA SENDIRI

Tidak ada komentar: